Budidaya kroto menjadi salah satu peluang bisnis yang cukup menggiurkan hingga saat ini. Selain itu, cara budidaya kroto juga dapat dibilang cukup mudah.
Dikalangan para pecinta burung kicau kroto menjadi salah satu jenis pakan favorit, karena memiliki kandungan nutrisi dan protein tinggi yang baik untuk burung.
Untuk kamu yang penasaran dan ingin memulai usaha budidaya kroto dengan lahan terbatas, yuk simak pembahasan berikut sampai selesai.
Manfaat dan Peluang Usaha Budidaya Kroto!
Apa itu Kroto?
Kroto adalah salah satu jenis larva dari semut rangrang yang biasa digunakan sebagai pakan burung dan umpan mancing.
Kandungan protein dan nutrisi yang cukup tinggi, membuat para pecinta burung kicau mau merogoh kocek untuk membeli kroto.
Kroto sendiri juga merupakan nama yang biasa digunakan untuk menyebut telur atau larva semut.
Awal kata “kroto” berasal dari bahasa Jawa, yang kemudian populer di kalangan masyarakat Indonesia. Kroto memiliki arti komponen yang berada di dalam telur semut terdiri dari larva dan pupa.
Dari segi tampilan, kroto memiliki bentuk yang sekilas mirip dengan butiran nasi. Yaitu berbentuk lonjong dan berwarna putih.
Adapun ukuran dari sebutir kroto besar berkisar 1 cm dengan diameter 5 mm, sementara ukuran kroto kecil sekitar 5-6 mm dengan diameter 2mm.
Kroto dihasilkan dari ratu semut rangrang, dan keberadaannya dilindung dengan ketat oleh semut-semut pekerja yang umumnya terletak pada gulungan daun.
Jumlah telur yang dihasilkan oleh setiap ratu semut bisa sangat banyak sekali mencapai angka ribuan, dan semut pekerja yang menjanganya juga sangat banyak.
Umumnya kroto yang berukuran besar akan menjadi calon ratu semut, sementara kroto berukuran sedang/ kroto halus akan menjadi calon semut prajurit, semut pekerja, atau semut betina.
Baca juga => Cara Budidaya Maggot BSF untuk Pemula |
Cara Budidaya Kroto Skala Rumahan Menggunakan Paralon
Meski secara umum semut rangrang biasa bersarang di pohon liar, namun ternyata ia juga bisa diternakan dengan cara tertentu.
Ada banyak sekali cara budidaya kroto yang dapat dilakukan, salah satunya yaitu dengan menggunakan paralon.
Adapun langkah-langkah budidaya kroto menggunakan paralon untuk pemula adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan Bibit Koloni/ Kroto
Langkah pertama yang perlu dilakukan yaitu menyiapkan bibit koloni. Bibit koloni ini bisa didapatkan dari hasil menangkap di alam bebas, atau membeli langsung ke petani kroto.
Apabila kamu kesulitan untuk menangkap di alam bebas, sebaiknya kamu membeli saja dari petani di daerah kamu.
Harga beli bibit kroto ini bisa dibilang cukup mahal, karena satu kemasan botol plastik ukuran 1 liter dihargai sekitar Rp. 150rb – Rp. 200rb rupiah.
2. Pembuatan Kandang Menggunakan Paralon
Untuk yang baru memulai budidaya kroto, sebaiknya menggunakan media paralon sebagai tempat budidaya karena lebih mudah.
Diantara kelebihan yang diberikan apabila menggunakan media paralon dibanding media lain adalah sebagai berikut:
- Tahan lama 5-10 tahun
- Mudah dibuat dan disusun
- Kedap cahaya namun tetap memiliki 2 sisi yang terbuka
- Dengan bentuknya yang silinder, apabila posisinya disusun dengan benar maka akan saling menguatkan
- Lebih muda pada saat proses memanen, dan bisa meminimalisir kematian koloni setelah panen
Adapun cara membuat kandang kroto menggunakan paralon adalah sebagai berikut:
- Pertama buat 1 buah rak susun 2 tingkat. Kamu bisa membuat menggunakan bahan dari bambu, kayu, ataupun besi.
- Letakkan setiap kaki rak pada wadah yang sudah diisi dengan air atau oli bekas, agar koloni semut rangrang tidak kabur.
- Pastikan bagian rak tidak bersentuhan secara langsung dengan dinding atau benda lainnya.
- Gunakan paralon berdiameter 12 cm, kemudian sesuaikan panjangnya dengan ukuran rak.
- Selanjutnya susun paralon pada rak, isi bagian dalam paralon dengan dedaunan agar merangsang semut rangrang untuk membuat sarang.
Kandang yang sudah dibuat ini harus kamu letakan di tempat yang tenang dan terhindar dari gangguan. Lebih baik lagi apabila diletakkan di tempat/ dalam ruangan tertutup.
Hal tersebut dikarenakan semut rangrang membutuhkan lingkungan yang tenang untuk bisa bertelur secara optimal.
Baca juga => Mudah! Cara Budidaya Jangkrik dari Nol Sampai Menghasilkan |
3. Penebaran Bibit Koloni
Setelah kandang siap dan selesai dibuat, maka langkah berikutnya yaitu menebarkan bibit koloni ke dalam kandang tersebut.
Apabila kamu membeli bibit koloni dalam kemasan botol atau toples, kamu dapat memotong botol atau membuka toples kemudian letakkan di atas susunan paralon.
Dengan begitu koloni-koloni tersebut akan dengan sendirinya masuk ke dalam paralon yang sudah diisi dengan dedaunan. Oleh karena itu, pastikan semua paralon sudah diisi dedaunan.
Jika koloni sudah masuk dan mulai membuat sarang di dalam paralon, selanjutnya kamu hanya tinggal melakukan pemberian pakan secara rutin saja.
4. Pemberian Pakan untuk Budidaya
Koloni semut rangrang sangat membutuhkan akan dua hal, pertama protein dan kedua karbohidrat sebagai asupan gizi.
Adapun protein ini bisa didapat dari hewan-hewan kecil seperti ulat, belalang, jangkrik, dan lain sebagainya.
Selain itu, kamu juga dapat memberikan daging ayam rebus atau tulang sapi dan kambing yang telah dipecah sehingga sumsumnya keluar.
Untuk karbohidrat, kamu dapat memberikan gula pasir yang telah dilarutkan ke dalam air.
Berikut ini adalah cara pemberian pakan koloni semut rangrang yang dapat ikuti:
- Letakkan makanan untuk koloni di atas wadah ceper, kemudian letakkan wadah tersebut di samping rak/ sarang semut.
- Apabila menggunakan pakan berupa hewan hidup, kamu bisa melumpuhkan terlebih dahulu agar tidak kabur atau langsung memasukan ke dalam sarang semut.
- Untuk pakan sumber karbohidrat yang dibuat dari larutan gula bisa diletakkan di atas tatakan.
5. Proses Panen Kroto
Pada masa awal budidaya kroto, sebaiknya tidak melakukan pemanenan selama 6 bulan pertama agar koloni dapat berkembang biak secara optimal terlebih dahulu.
Proses panen dapat dilakukan setelah sarang semut sudah terlihat penuh dengan kroto yang berwarna putih.
Apabila sarang tersebut sudah stabil, proses panen dapat dilakukan secara rutin setiap 15-20 hari sekali.
Adapun cara memanen kroto adalah sebagai berikut:
- Pertama siapkan baskom atau wadah sejenis
- Kemudian siapkan saringan dari kawat ram dan letakkan di atas baskom
- Gunakan sarung tangan karet
- Tumpahkan isi kandang ke atas saringan, maka kroto akan terjatuh ke dalam baskom sedangkan semut akan tersaring
- Selanjutnya bersihkan kandang, dan isi kembali dengan koloni semut
Baca juga => 5+ Tips Budidaya Kutu Air [Peluang Usaha Masa Kini] |
Cara Budidaya Kroto Menggunakan Toples untuk Pemula
Selain menggunakan paralon, dengan lahan terbatas kamu juga dapat memulai budidaya kroto menggunakan toples.
Berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu kamu lakukanan apabila ingin memulai budidaya kroto menggunakan toples:
1. Menyiapkan Toples
Langkah pertama yang perlu kamu lakukan adalah membuat sarang menggunakan media toples, supaya semut rangrang mau bertelur di dalam media ini.
Caranya yaitu dengan melubangi bagian bawah toples dengan ukuran diameter 5-7 cm, kemudian tutup lubang tersebut menggunakan lakban.
2. Menyiapkan & Menebarkan Bibit Kroto
Apabila sarang dari toples sudah dibuat, kemudian masukkan bibit atau semut rangrang yang kamu dapatkan ke dalam toples.
Lebih baik jika semut rangrang yang kamu masukkan ke dalam toples adalah satu koloni lengkap, yaitu terdapat ratu semut, prajurit, semut pejantan, dan semut pekerja.
Sehingga dengan begitu semut rangrang dapat bertelur dengan sempurna.
3. Menyiapkan Nampan Datar
Berikutnya hal yang perlu kamu lakukan adalah menyiapkan nampan datar sebagai tempat untuk meletakkan sarang/ toples yang berisi semut rangrang.
Sebelumnya isi nampan tersebut dengan air, ketinggian air sekitar setengah dari tinggi nampan.
Setelah itu taruhlah batu-bata di tengah nampan yang berisi air, hal tersebut bertujuan agar semut tidak kabur.
4. Meletakkan Toples di Atas Batu
Terakhir letakkan toples yang sudah diisi bibit semut rangrang ke atas batu bata yang sudah diletakkan di atas nampan dengan posisi terbalik.
Yaitu dengan cara meletakkan toples yang berlubang menempel pada batu bata. Apabila posisi sudah benar-benar tegak, maka lepaskan lakban penutup toples agar semut rangrang dapat bebas keluar mencari makan.
Adapun cara pemberian pakan pada semut rangrang dengan metode budidaya menggunakan toples ini tidak jauh berbeda dengan pemberian pakan pada semut rangrang menggunakan paralon.
Fase Perkembangan Semut Rangrang
Kroto super memiliki fase bertelur yang cukup kondusif atau terpropgram. Yaitu tahap pertumbuhan dimulai dari telur, larva, pupa, hingga menjadi semut dewasa.
Secara keseluruhan, dari telur menuju semut dewasa berlangsung kurang lebih sekitar 30 hari. Adapun detail proses dari fase telur hingga fase dewasa adalah sebagai berikut:
- Telur menuju Larva = 7 hari
- Larva menuju Pupa = 14 hari
- Pupa menuju Semut Dewasa = 9 hari
Selain itu, dalam fase bertelur semut rangrang juga memiliki siklus perubahan telur menuju dewasa. Berikut ini adalah fase detail dari siklus telur ke dewasa:
- Ratu semut akan menghasilkan telur yang akan berubah menjadi larva dan pupa. Masa perubahan ini membutuhkan waktu (±) 21 hari, kemudian pupa akan berubah menjadi semut yang terdiri dari: semut pekerja, semut pejantan, dan semut ratu. Fase dari pupa menuju semut ini membutuhkan waktu (±) 9 hari.
Itulah langkah-langkah yang perlu kamu lakukan dalam memulai usaha budidaya kroto dengan lahan terbatas dan modal minim. Semoga pembahasan berikut dapat membantu kamu dalam memulai wirausaha.
Jangan pernah malu untuk memulai, dan jangan ragu untuk mengirimkan komentar apabila ada pertanyaan.
Sumber Referensi:
- https://rimbakita.com/ternak-kroto/#Panduan_Cara_Ternak_Kroto
- https://www.99.co/blog/indonesia/cara-praktis-ternak-kroto/
- https://www.liputan6.com/citizen6/read/3918820/ini-cara-ternak-kroto-dengan-paralon-dan-toples-yang-murah-serta-simpel
- https://lahan.co.id/cara-budidaya-kroto/#Membuat_Sarang_Dengan_Media_Toples